Hubungan empiris, dinamika dan matematika menjadi sulit dipahami, Widodo Kabutdo dan sampah pelastik menjadi karya 'berharga tinggi'
MOVEMENT
September, 17th 2014
READ 189 TIMES
Tragedi Tsunami Pangandaran yang terjadi di Tahun 2006 ini yang
menjadi salah satu pemicu dari seorang Widodo Kabutdo berbicara melalui
sampah plastik. Widodo dan teman-teman serta anak-anak yang terkena
bencana Tsunami di Pangandaran mencoba menyimpan kesedihan lewat terapi
musik menggunakan plastik.
Semenjak itu Widodo Kabutdo melakukan proses-proses seni dengan
melihat sebuah kejadian ,dimana kejadian itu bagaikan sebuah gunung yang
terkikis habis atapun runtuh secara tiba-tiba oleh suatu hal, lalu
munculnya sebuah ‘simbol’ dalam karya Widodo Kabutdo.
Sebuah karya ‘berharga tinggi’ bukan dilihat dari harganya, dengan hasil interview yang kami lakukan, dimana cerita membuat musik terapi dari plastik untuk penduduk yang terkena bencana Tsunami di Pangandaran, diyakini mempunyai harga yang benar-benar sangat tinggi.
Proses seni dari awal hingga melahirkan sebuah karya dibutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan hingga tahunan. Dimana menurut penulis, sebuah karya Widodo kabutdo adalah membawa dirinya masuk dalam suatu fenomena dan dinamika tersebut lalu menggambarkannya dalam sebuah ‘Simbol’.
Immanuel Kant, dengan Kant’s antinomies nya menjadi referensi saya menilai karya-karyanya, sebuah teori yang disampaikannya juga saat interview, ini membuat bertambah rumitnya penilaian yang harus saya hubungkan antara teori dasar dalam matematika dan dinamika keadaan yang terjadi.
Dengan menjalin hubungan secara empiris dengan fenomena tersebut lalu meresponnya dengan berbagai alasan yang disinilah menjadi kekuatan karya-karya Widodo kabutdo.
Namun ternyata, jebakan-jebakan tersembunyi yang ada dalam karya Widodo kabutdo ini cukup menarik. Jika kita melihat deskripsi dari sebuah karyanya, pikiran kita akan melayang-layang memahami arti sebuah visual yang ditawarkan dalam karya-karya Widodo Kabutdo, namun secara perlahan-lahan ini akan menimbulkan pergeseran nilai baru yang relatif bagi setiap penilai karya seninya tentang sampah plastik dan teori -teori karya seni.
Mengkampanyekan tentang sampah plastik ?
Penulis mencoba memahami bahwa hal-hal populer bisa mengangkat sebuah
karya jadi populer juga, karena setiap orang akan banyak membicarakan
bagimana mendaur ulang sampah plastik menjadi energi atau bisa digunakan
lagi. Karya seni Widodo Kabutdo saya kira tidak sesederhana itu, yang
hanya melabelkan sebuah kampanye dimana sampah bisa juga dibuat menjadi
karya seni, tapi lebih dalam dari itu, yaitu … sebenarnya saya tidak
berani menafsirkannya, mungkin nikmati saja karya- karya hebat Widodo
Kabutdo dan tafsirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar