Hijrah Seni dari Bandung ke Bali,
“Melihat
Wanita Telanjang, Di Ketelanjangan Alam Pada Tubuh Wanita Telanjang Dalam karya
seni.”
Tepatnya Januari awal 2009, kedatangan saya ke Bali yang ke tiga
kalinya. Kedatangan kali ini saya berencana untuk hijrah senirupa ke Bali, Saat
itu Ubud meejadi sasaran utama.Berbekal informasi yg minim tentang Ubud, saya
hanya sering mendengar kalau ubud Desa pusat seni dan Seniman tentunya.Tak
hanya berbekal info namun ketika saya hendak pergi ke sana saya cua berbekal
uang 50 rb, modal nekad saya pun meluncur dan segera stop angkot (Bemo) start
dari terminal Tegal Denpasar menuju ke Kreneng lalu lanjut ke jurusan Batu
bulan, stop di tepi jalan di blakang terminal Batu Bulan lalu berlanjut naik
angkot (bemo)ke rah Ubud. Perasaan panik,Jantung berdebar kencang yang
sebelumnya selalu mengiringi ritme yang agak sedikit bertempo Hardcore seolah
memberikan irama tersendat pada langkah perjalanan hijrah saya, mungkin karna
saya sendiri tidak tau mau kemana arah yg di tuju dan karna angkotan di Ubud hanya
sampai jam 4sore, dan memang pada tahun itu angkutan umum sangat jarang begitu
pula penumpangnya…hingga sampai sekarang juga masih seperti itu hehhe… Namun
akhirnya setelah kira-kira 30menit perjalanan dari Batu Bulan, tiba- tiba ritme
detak jantung berubah terefleksi dengan irama alat music Rindik bambu dan aroma
bakaran dupa yang telah di persembahkan kepada Sang Maha Pencipta dan seisi
alam semesta oleh maysarakat Bali sebagai ritual sehari-hari. Seakan masuk
tempat suci Pura yang teramat sangat besar dalam bentuk Desa, fantasiku mulai
berada di ruangan abience sungguh terasa, damai, sejuk indah nyaman sekaligus
magis, mistis itu yang terasa seakan melewati lorong yang berpusar dan
menghipnotis.
Pusaran itu membawaku hingga berhenti dan
terpecah saat berada pada titik keramaian di pusat Desa Ubud namun tetam
berirama harrmonis dan selalu selaras dengan alam, Hingga memecah kesadaran,
lalu saya berlanjut berjalan kaki dan duduk sejenak di sebuah trotoar sambil
melepas lelah,mendengarkan lirih hati yang berbisik harus kemana lagi saya
pergi……sambil menatap alas kaki (sandal jepit )yang sudah kupakai hampir2 tahun
tidak ku ganti semakin mulai menipis.
Model :Alison charcoal (arang) on paper 60x70cm 2009 ini hasil karya menggambar model setelah dua kali pertemuan di Studio Pak Pranoto (pelukis Ubud-Bali),...agak sedikit terkuasai menggores dengan batang arang sebesar jari teluntuk tanpa ada ujung yg runcing, dan ini saya gores dengan satu kali gores.
Perjalanan itu terhenti ketika mataku mengarahkan kearah papan dan patung gapura besar yang bertulis Museum Belanco….lalu saya masuk dalam ruang pamer karya koleksi museum pelukis ternama asal spanyol yang menetap di Bali itu, Lagi lagi perasaan saya tersentak, namun kali ini ada perempuan telanjang yang begitu eksotik menarikan tari Bali ada berada bingkai yang begitu artistic seolah panggung bagi sang penari,….ohh ternyata ini salah satu karya lukisan Pelukis Antonio Blanco…..terimakasih kau sudah memperlihatkan keindahan Bidadari Bali yang begitu saya langsung dapat mencicipi keindahan Bali melalui sebuah nilai karya seni. Dan pula mengajarkan ku sedikit memahami seorang seniman saat menggubah keindahan alam lewat ketelanjangan perempuan.
Tampaknya Barisan angkot sudah
mulai tak terlihat, sepertinya akan segera menyudahi memandang ketelanjangan
alam di museum itu. Perjalanan berlanjut menuju arah Patung Arjuna, Tepat di
depan sebuah Galeri, diatas trotoar saya bertumpu meratap nasib karna tidak bisa
pulang kembali kea rah Denpasar..tampak berlalu lalang di depan mata saya
memandang sepertinya seorang seniman, ternyata benar! mereka bersepeda dengan
tas pinggang dan membawa gulungan kanvas putih. Benar- benar Ubud ini di huni
malaikat seni…dalam hati berkata.
Kurang lebih menghabiskan103
langkah kedepan, menyebrang jalan dan akhirnya menghitung mundur lagi kira-kira
¼ kurang ½ langkah tiba-tiba seseorang
berambut gondrong sebahu, badan tidak terlalu tinggi dan agak-agak
gemuk, tidak tua sekali dan tidak begitu muda….merangkulku dari belakang dan
menepuk- nepuk bahuku dengan kata sapaan…;’hai seniman sini kamu ayo ikut aku’,
tanpa basa-basi orang tersebut menggiringku ke sebuah rumah yang kebetulan
tidak jauh dari lokasi tempat kita bertemu. Dengan gaya santainya dia memperkenalkan dirinya sebelum membuka
pintu masuk rumah kontrakannya namaku
Elka (beliau seorang seniman asal jogja yang sudah lama menetap di Bali…..tak lama
kemudian keluar sambil membawa 2gelas kopi panas berisi ½ gelas (bukannya pelit
atau kehabisan air tapi itu sudah tradisi ngopi orang-orang di Bali).Berteman
kopi..perbincangan standar awal
perkenalan di mulai….dan di akhir berbincang Pak Elka dengan tegas dan jelas
menawarkan pilihan beranekaragam dan karakter seniman dn komunitasnya, dengan gamblang
menjelaskan layaknya pelayan restoran yang sedang menawarkan menu makan pada tamunya,
tentu dengan tujuan yang positif untuk saya agar saya bisa memilih kemana yang saya mau
tuju sesuai dengan karakter saya berkesenian, katanya.Menjadi sebuah pejunjuk
buat saya untuk mencoba mengendus dan mengenal.kesenian dan para seniman di
Ubud.
Sepakat kita beranjak berjalan menuju salah
satu Gallery kontemporer di UbudT-art, ternyata Pak Elka coba memperkenalkan
saya kepada orang-orang yang sedang
bekerja di depan computer di salah satu ruangan kantor Galeri, Disana
saya di perkanalkan dengan AS Kurnia
yang kebetulan setau saya beliau seniman juga dan seya mengetahui saat melihat
karyanya di salah satu catalog pameran di Bandung kebetulan karyanya telah melekat
lamaa pada ingatan saya, namun tampaknya beliau sedang tidak ingin banyak
bicara atau memang pendiam hehee…
Tak jauh dari Galeri T-art
terlihat di sebrang jalan Galeri lukisan bernama Galeri Pranoto, Disana
terpajang lukisan figur-figur perempuan
dalam objek Nude (telanjang). Segera kami pun mengarah kesana, Disana saya di
kenalkan dengan Pak Pranoto Pelukis sekaligus pemilik Galeri tersebut. Selain
berkunjung ternyata Pak Elka memang berniatan selain memperkenalkan ternyata
saya di sarankan untuk sementara tinggal di sana untuk satu malam saya tidur,
Tak hanya itu alasannya karna memang disana banyak seniman berkumpul juga untuk
singgah dari berbagai daerah,latar belakang, suku hingga manca negara , dari
berbincang biasa, diskusi seni hingga bermusik, yang sesekali menjadi beragam
alat musi kita mainkan sebagai media ngobrol pengganti ketika mulut sudah lelah
berbicara.
Esok harinya kebetulan adalah
jadwal menggamar model bersama di studio Pak Pranoto di ruang bersebelahan
dengan galeri, dalam hati saya wah akhirnya kesampaian juga saya biasa belajar
gambar model secara langsung dan modelnya tanpa busana pula, dalam hati
akhirnya saya bisa yang seolah –olah ” masuk dalam halaman buku, menjadi tokoh
seperti pada hayalan saya” saat mengingat salah satu buku novel yang
pernah saya baca tentang pelukis yang
belajar anatomi tubuh dengan gabar model langsung, tentu itu pengalaman saya
yang sangat berharga untuk mengawali proses berkesenian saya di Bali,
karna sebelumnya saya hanya berimajinasi saat menggambar figure manusia
telanjang, Tentu pengalaman ini belum saya alami dan hanya ada dalam hayalan
saja.
Disana saya pertamakali menggambar dengan charcoal ( arang), maklum
karna kebetulan saya tidak banyak tau dengan media konvensional untuk melukis
atau mebuat sketsa jadi masih teramat kaku dan sedikit aneh rasanya…. kebetulan
juga saya belajar seni secara otodidak “ di situ saya ada pengalaman disitu
saya belajar”. Sebatang arang di berikannya pada saya dari Pak Pranoto untuk
saya coba dan beberapa lembar kertas putih yang siap melucuti model lukisannya.
ini adalah hasil karya widodo kabutdo sebagai pengalaman pertama gaambar model telanjang dengan batang kayu arang. di atas kertas.
“Seorang seniman memiliki proyeksi sendiri tentang bagaimana menikmati wanita telanjang dalam lukisan dan
menikmati kertelanjangan alam pada tubuh wanita telanjang”
Catatan dari sebuah perjalanan yang saya alami dalam berburu ilmu pengetahuan yang baru sempat di tulis. "widodo kabutdo"
Berikut beberapa hasil karya saya juga setelah kurang lebih hampir 2bln mengikuti gambar model bersama, kira-kira hampir 500 sketch yang saya hasilkan selama 2bln proses studi gambar model. dengan mengeksplor beragam media dan tekhnik. entah apa nama tekhniknya yang penting proses pencarian itu slalu saya lakukan, bebaskan dan bersenang.
Mohon koreksi dan masukannya jika ada kesalahan kata , maupun tata cara tulisan, maupun adanya kalimat yg kurang berkenan, karna saya baru dan sedang belajar menulis. Mencoba berekspresi lewat kata dalam bentuk tulisan. Salam