Sabtu, 11 Oktober 2014

"Bahasa Yang Tersembunyi"

 


http://sandiasma.wordpress.com/2010/12/12/%E2%80%9Dbahasa-yang-tersembunyi%E2%80%9D/

  ”bahasa yang tersembunyi”

Simbol Matematika dalam karya” Sabda Bumi “…oleh Widodo Kabutdo
”bahasa yang tersembunyi”
Dalam karyanya kini,Widodo telah menerjemahkan karya Lukisanya kini menjelma menjadi bentuk yang sangat comfortable ,hanya dengan ukuran A4 sang perupa ini membuat lukisan menjadi bentuk cartografis,merekam bahasa alam yang tersembunyi dalam kerangka sudut pandang yang Plural,sentuhan tangan dan  tehnik Stensil menggambarkan pergerakan estetis.Tiap gambar yang muncul  menggambarkan paparan bumi dan seisinya sebagai poros yang bergerak secara dinamis,baik bentuk lingkaran,gambar manusia ,segi bangun ruang……



Perupa ini menerjemahkan karyanya dalam ruang yang sangat specific,ketika itu di buat dalam ruang kosong kertas berukuran A4 bertutur isi bumi-manusia dan eksistensinya, dengan pilihan warna yang memaparkan isi imajinatif tentang tangkapan rekaman dari setiap peristiwa yang terjadi  dalam pengamatan beliau,dan rekaman tersebut tidak diterjemahkan dalam ruang yang sempit,namun lebih auditif dan menjadi berulang ketika gambar tersebut di rekam dalam gambar berikutnya dengan media yang sama,…terus dan terus berulang….. hingga gambar tersebut digenapkan oleh rekaman yang terhenti disaat perupa itu berkata “cukup untuk hari ini” , namun ”bukan cukup untuk karya ini”.

Ketika itu berulang dalam jumlah puluhan dan perupa ini menyusun dalam bentuk segi bangun yang tersendiri maka secara kebetulan penulis melihat ada symbol-simbol dari beberapa gambar yang sangat jelas,tidak menjadi kurva namun menjadi simetris yang teratur ,ada logika matematis penyusunan yang teratur,ada ruang geometris yang memotong sumbu dari keseluruhan gambar, yang disusun dengan aturan yang tersusun seperti adanya, penulis melihat ada sistem prhitungan deret matematika.


Maka jelaslah gambar-gambar ini menjadi lukisan yang memberikan arti tersendiri .Penulis melihat satu gambar bertutur suatu cerita namun ketika disusun oleh Sang Perupa maka berceritalah karya ini sebagai lukisan “Sabda Bumi” . Dalam satu kesempatan ( Minggu,31 Oktober 2010) Undangan senjalogi dari Komunitas Taman Kota di Pendopo Galeri Jeihan,Padasuka-Bandung. Widodo menampilkan “Sabda Bumi” sebagai karya Seni yang utuh dalam satu sajian Pentas secara Teatrikal.Penulis berfikir dan barulah cerita itu tergambar oleh penulis, sebagai bahan kontemplasi bagi penulis bahwa melihat tiap gambar yang terwakili adalah suatu kisah yang bertutur,namun ketika gambar-gambar tersebut oleh penulis dilihat dan disusun secara geometris ( Segitiga Sama Sisi .red)  maka kodefikasi itu nampak jelas sebagai karya lukisan yang terintegrasi-utuh , tidak terpisah dari dan diantara tiap gambar-gambar tersebut,bagi penulis sungguh unik.
Seperti dalam Mikroskop membaca amuba dalam setetes air kotor, seperti dalam teleskop Hubble memandang bumi dari kaki langit yang gelap, dan karya ini seperti kita lihat dalam ruang mikro namun bertutur ketika itu menjadi ruang baca seperti makro. Maka berlakulah hukum mikrokosmos dan hukum Makrokosmos sebagai satu keseimbangan dalam detik dan waktu yang bersamaan , tak ada yang terpisah dari setiap gambar dengan kertas ukuran A4 ini , ketika semua terlihat dengan sudut perspektif maka semuanya menjadi ruang geometris lukisan dari setiap gambar yang tersusun dihadapannya.

Ya,sebagai penikmat karya Seni lukis..saya mengamati ini sebagai karya yang cukup ramah….apalah arti seorang penikmat Karya Seni seperti saya ini dibandingkan dengan karya yang digoreskan pada lukisan ini,yang secara kebetulan melakukan pembacaan peta displin ilmu saya…
Soetrama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar