Melukis bagiku sebuah penyegaran. Bagiku melukis adalah
relaksasi/ istirahat, dengan melukis aku memiliki waktu untuk beristirahat,
kenapa ? karena pada saat melukis aku berusaha untuk tidak berfikir keras lagi,
segera ambil keputusan atau tidak sama sekali dari pada berpikir banyak saat
hendak melukis. dibandingkan sebelum atau dalam keadaan tidak melukis.
Saat melukis aku harus membebaskan apa yang akan muncul
dalam intuisi dan munculnya imajinasi. Meskipun melukis adalah tindakan yang menyenangkan, dan aku sangat mencintai pekerjaan ini, karna melukis sudah menjadi kebutuhan dan
sulit untuk dipisahkan dalam hidup, Namun bagiku melukis sangatlah tidak mudah,
walaupun saya mengatakan melukis adalah cara saya beristirahat.
Dalam melukis aku tidak hanya cukup bisa mengandalkan keahlian mengambar,
dan memiliki ide cemerlang saat hendak melukis, namun dalam melukis aku juga harus
bisa memilih, memfokuskan apa yang bisa aku presentasikan dari apa yang telah saya buat.
Adapun kesulitan lain, diantaranya bagaimana caranya melukis “istirahat” tanpa beban, seikhlas mungkin ,walau sementara
saat melukis, aku harus bisa menanggalkan dulu pikiran, perasaan di luar
persoalan yang kiranya akan dapat mengganggu saat aku melukis “beristirahat”,
dan harus rileks tentunya, Seperti apa yang telah saya katakan melukis adalah
waktu untuk saya beristirahat, jadi seperti layaknya orang yang sedang beristirahat,
melukis ‘istirahat’ tidak bisa di
paksakan dan memaksakan diri. Meskipun itu bisa namun kualitas yang akan menentukan.
Ketika sedang melukis,proses dialog antara hati dan pikiranku
itu selalu terjadi. Dengan demikian, tak jarang saat aku melukis aku berusaha
membagi antara hasil kerja otak/pikiran dan intuisi/suasana hati. Setelah
proses melukis selesai, dialog antara otak dan hati seperti yang sedang
mendiskusikan sesuatu, keduanya saling mempersentasikan hasil kerjanya.Seperti seakan mencari makna dan segera mengambil
keputusan untuk mengembangkan proses kreatif berikutnya hingga batas akhir,
meski seakan karya tak pernah bisa selesai. Adapun dalam proses berkarya yang
memakan waktu hingga bertahun-tahun
lamanya untuk saya bisa memutuskan karya tersebut selesai.
Tak jarang juga hingga berbulan-bulan aku tidak membuat
gambar, bisa seperti diartikan kurangnya
beristirahat. Lalu kapan saya bekerja dan kapan saat saya beristirahat? Saya
bekerja saat saya berpikir, berkontemplasi, observasi, seperti layaknya manusia
yang sedang menjelajahi semesta alam, bersosialisasi. Dan semuanya itu sebagai
bentuk ritual yang menjadi sarana proses spirituallitas diri, Dan lalu aku akan
berhenti untuk beristirahat dengan cara melukis.
Melukis itu penyegaran, seperti beristirahat, Artinya
dalam melukis aku ingin selalu mendapatkan penyegaran dan menyegarkan tentunya. Sesuatu yang membebani
harus segera di tinggalkan, agar dapat menampung kekuatan baru, imajinasi baru,
dan tentunya dengan karya karya baru, yang dapat menyegarkan proses kreatifku
selanjutnya.
Melukis di atas limbah plastik adalah upayaku dalam
berkarya, yang hanya mencoba memanfaatkat limbah plastik, sebagai dasar media untuk aku
melukis. walaupun aku tidak bisa lepas dari berbagi komentar, bahwa pekerjaan
yang berhubungan dengan sampah/limbah selalu di kait-kaitkan dengan lingkungan
(seniman lingkungan). Bagiku seni memikili bahasa yang lentur, terbuka dan universal, termasuk seni harus mengikuti perkembangan industri, karena seni tidak akan bisa lepas dari dunia
industri.
“Widodo Kabutdo” Ubud- Bali 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar