Sabtu, 15 November 2014

Melukis Itu Sehat, Apalagi Untuk Beristirahat



   Melukis bagiku sebuah penyegaran. Bagiku melukis adalah relaksasi/ istirahat, dengan melukis aku memiliki waktu untuk beristirahat, kenapa ? karena pada saat melukis aku berusaha untuk tidak berfikir keras lagi, segera ambil keputusan atau tidak sama sekali dari pada berpikir banyak saat hendak melukis. dibandingkan sebelum atau dalam keadaan tidak melukis.

     Saat melukis aku harus membebaskan apa yang akan muncul dalam intuisi dan munculnya imajinasi. Meskipun melukis  adalah tindakan yang  menyenangkan, dan  aku sangat mencintai pekerjaan ini, karna melukis sudah menjadi kebutuhan dan sulit untuk dipisahkan dalam hidup, Namun bagiku melukis sangatlah tidak mudah, walaupun saya mengatakan melukis adalah cara saya beristirahat.

   Dalam melukis aku tidak hanya  cukup bisa mengandalkan keahlian mengambar, dan memiliki ide cemerlang saat hendak melukis, namun dalam melukis aku juga harus bisa memilih, memfokuskan apa yang bisa aku presentasikan  dari apa yang telah saya buat.

   Adapun kesulitan lain, diantaranya bagaimana caranya   melukis “istirahat”  tanpa beban, seikhlas mungkin ,walau sementara saat melukis, aku harus bisa menanggalkan dulu pikiran, perasaan di luar persoalan yang kiranya akan dapat mengganggu saat aku melukis “beristirahat”, dan harus rileks tentunya, Seperti apa yang telah saya katakan melukis adalah waktu untuk saya beristirahat, jadi seperti layaknya orang yang sedang beristirahat, melukis ‘istirahat’ tidak bisa  di paksakan dan memaksakan diri. Meskipun itu bisa namun kualitas yang akan menentukan.

   Ketika sedang melukis,proses dialog antara hati dan pikiranku itu selalu terjadi. Dengan demikian, tak jarang saat aku melukis aku berusaha membagi antara hasil kerja otak/pikiran dan intuisi/suasana hati. Setelah proses melukis selesai, dialog antara otak dan hati seperti yang sedang mendiskusikan sesuatu, keduanya saling mempersentasikan hasil kerjanya.Seperti seakan mencari makna dan segera mengambil keputusan untuk mengembangkan proses kreatif berikutnya hingga batas akhir, meski seakan karya tak pernah bisa selesai. Adapun dalam proses berkarya yang memakan waktu  hingga bertahun-tahun lamanya untuk saya bisa memutuskan karya tersebut selesai.


   Tak jarang juga hingga berbulan-bulan aku tidak membuat gambar, bisa seperti diartikan kurangnya beristirahat. Lalu kapan saya bekerja dan kapan saat saya beristirahat? Saya bekerja saat saya berpikir, berkontemplasi, observasi, seperti layaknya manusia yang sedang menjelajahi semesta alam, bersosialisasi. Dan semuanya itu sebagai bentuk ritual yang menjadi sarana proses spirituallitas diri, Dan lalu aku akan berhenti untuk beristirahat dengan cara melukis.

    Melukis itu penyegaran, seperti beristirahat, Artinya dalam melukis aku ingin selalu mendapatkan penyegaran dan  menyegarkan tentunya. Sesuatu yang membebani harus segera di tinggalkan, agar dapat menampung kekuatan baru, imajinasi baru, dan tentunya dengan karya karya baru, yang dapat menyegarkan proses kreatifku selanjutnya.

    Melukis di atas limbah plastik adalah upayaku dalam berkarya, yang hanya mencoba memanfaatkat  limbah plastik, sebagai dasar media untuk aku melukis. walaupun aku tidak bisa lepas dari berbagi komentar, bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan sampah/limbah selalu di kait-kaitkan dengan lingkungan (seniman lingkungan). Bagiku seni memikili bahasa yang lentur, terbuka dan universal, termasuk seni harus mengikuti perkembangan industri, karena  seni tidak akan bisa lepas dari dunia industri.

“Widodo Kabutdo” Ubud- Bali 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar